Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kiat Budidaya ayam buras

BUDIDAYA AYAM BURAS

    Ternak ayam buras (ayam bukan ras) merupakan jenis ternak unggas yang dikenal mampu berkembang di berbagai lingkungan yang ada dan dapat dikatakn sebagai " raja kaya , atau sumber tabungan" masyarakat, khususnya di daerah pedesaan.

    Peranan ayam buras sebagai sumber protein hewani cukup potensial, terutama telur dan dagingnya. Tetapi di lain pihak, kiat menternakkan ayam buras ini belum dikembangkan secara professional. Pengembangan usaha yang efisien dan menguntungkan secara ekonomis masih merupakan upaya yang perlu diteliti lebih seksama. Sebenarnya  pengolahan ayam buras bukan lagi hal baru bagi peternak di Indonesia. Namun demikian, masih banyak hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan sampai batas ayam buras berproduksi, baik sebagai petelur maupun sebagai pedaging.

Tujuan Budidaya Ayam Buras

Membudidayakan ayam buras antara lain bertujuan :
  1. Menyempurnakan pemeliharaan ayam buras secara lebih intensif sehingga dapat memberi keuntungan yang lebih besar bagi para peternak.
  2. Meningkatkan populasi ayam buras dan menekan rasio (persentase) kematian ayam piaraan.
  3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan bergizi bagi masyarakat di pedesaan.
  4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya para peternak ayam buras di daerah pedesaan.
Ayam Buras


Usaha Peningkatan Produktivitas Ayam Buras

1. Pemilihan Bibit 

  • Pemilihan ayam betina (babon). Bentuk badan bulat, punggung lebar dan datar, dada dan leher sedang berbulu tebal, sayap kuat, mata tajam bercahaya, perut lebar, dan pada umur 8 bulan mempunyai badan kira- kira 1,5 kg.
  • Pemilihan bibit jantan (pejantan). Bentuk tubuh besar dan bertulang kuat, lincah, gesit, sehat (tidak cacat), dan bukan keturunan ayam kate.
  •  Pemeliharaan anak ayam dengan induknya. Anak ayam yang baru menetas bersama induknya dimasukkan kedalam kandang. Pakan dan air minumnya harus selalu tersedia. Pada umur 4-7 hari anak ayam dapat dikeluarkan dari kandang.
  • Pemeliharaan anak ayam dengan induk buatan. Sehari sebelum telur menetas , induk buatan atau alat pemanas sudah dinyalakan dan diletakkan ditengah- tengah. Air minum dan pakan harus tersedia cukup. Pada umur 8-9 minggu anak ayam dimasukkan ke kandang.
  • Pemeliharaan masa bertelur (syarat bibit). Keturunan unggul, sehat (tidak cacat), ditempatkan sarang untuk bertelur, sediakan pakan dan air minum sesuai dengan kebutuhan. 

2. Pakan

    Pakan dipergunakan untuk menunjang pertumbuhan badan, mempertahankan hidup, dan meningkatkan produksi telur.
  • Bahan pakan. Biji- bijian ( jagung, gabah), kacang- kacangan (keledai), limbah pabrik (dedak, bungkil kelapa), termasuk pakan yang berasal dari ternak ( tepung ikan, tepung darah), sumber kalsium dan fosfor (kulit kacang, tepung tulang), serta sumber hijau- hijauan (sayuran).
  • Penyusunan ransom. Ransum harus mengandung nilai gizi yang baik sehingga memenuhi standart kebutuhan. bahan- bahannya mudah diperoleh dan murah harganya. 
  • Jumlah dan cara pemberian pakan. Bagi anak ayam berumur 1 minggu, diberikan 60- 70 gram per ekor per hari; pada umur 5 bulan keatas, diberikan 80-70 gram per ekor perhari. Pakan diberikan 2-3 kali per hari.
  • Penyediaan air minum. Tempat minum diletakkan di sudut kandang dan setiap pagi harus dibersihkan. Air minum harus bersih dan selalu tersedia dalam jumlah yang cukup.

3.  Ampas Biji Teh Untuk Campuran Pakan Ternak Unggas

    Dalam pengembangan suatu industri, sering kali masalah "limbah" menjadi sumber problem yang cukup serius. Dengan memanfaatkan biji teh dalam rangka diversifikasi produk, ampas biji teh merupakan limbah yang perlu ditangani secara khusus.
    Untuk itu telah dilakukan penelitian pendahuluan terhadap biji teh. Hasilnya bahwa ampas biji teh mengandung asam amino protein yang berguna baik bagi ternak. Kandungan protein pada ampas biji teh sekitar 11% terdiri dari asam amino esensial (arginin, metionin, leusin, fenil, alanin, valin), tirosin, serin dan alanin.

4. Hasil Produksi

  • Persiapan dan penanganan calon bibit. Pemeliharaan ayam buras jantan : ayam buras betina = 1 : 10. umur induk calon bibit 6-8 bulan umur jantan calon bibit 8- 12 bulan.
  • Memilih telur tetas. Berat telur tetas 35- 40 gram, bentuk seragam atau oval, kulit telur rata (licin bersih), dan tidak retak. Ruang udara pada telur harus utuh dan berada di ujung yang tumpul dan penyimpanannya 14 hari pada udara sedang.
  • Menetaskan telur oleh induk ayam. Disediakan sarang dan diletakkan di tempat gelap. Telur terseleksi diletakkan dalam sarang dan telur akan mulai menetas pada hari ke 21.
  • Menetaskan telur ayam dengan mesin tetas. Mesin tetas harus bersih, rak mesin diisi air, lalu dihidupkan sehari sebelum telur tetas dimasukkan. Kelembapan 70- 80%, temperatur 38℃, telur diperiksa pada hari ke- 3 dan ke -18 pakai teropong yang diarahkan kesinar lampu. Pemutaran telur dilakukan tiga kali sehari ( pagi - siang- malam).

5. Kandang

    Bagaimana cara membuat kandang yang memenuhi syarat? Kandang merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan pemeliharaan ayam buras petelur atau pedaging.
Dengan membangun kandang yang memenuhi syarat- syarat teknis serta baik akan memberikan keuntungan, diantaranya menjamin kesehatan ayam sehingga produksi telur tetap tinggi, aman, dan bebas dari gangguan hewan buas. 
    Sebelum membuat kandang, sebaiknya dipilih dulu tempat yang jauh dari lalu lintas umum serta mudah dalam pengangkutan bahan dan perhubungan. Persediaan air minum dalam cukup dan sehat, mudah mendapatkan pakan dan tenaga kerja, serta terlindung dari angin kencang. Disamping itu, tanah juga harus selalu kering, bebas dari banjir, suhu udara antara 21-26℃.

Post a Comment for "Kiat Budidaya ayam buras"