Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

INSEMINASI SAPI/ SIKLUS BERAHI ( cyclus estrus)

 INSEMINASI SAPI

    Inseminasi sapi artinya proses masuknya sperma sapi jantan kedalam saluran genetalia betina. Dalam arti lain inseminasi sapi adalah proses perkawinan antara sapi jantan dan sapi betina. Sistem perkawinan pada ternak harus diatur dengan cermat agar menghasilkan keturunan yang berkualitas. Salah satu upaya yang dilakukan dalam sistem perkawinan adalah melalui inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik. Keutungan inseminasi buatan atau kawin suntik adalah sebagai berikut: 
  1. Menghindari terjadinya penularan penyakit yang disebabkan hubungan kelamin
  2. Bibit yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dari bibit (sperma) yang digunakan berasal dari pejantan yang telah lolos seleksi dan tercatat dengan baik serta bebas dari beberapa penyakit menular
  3. Menghemat pemakaian pejantan. Pejantan yang ada dapat disipkan sebagai ternak potong
    Perkawinan dengan kawin suntik akan berhasil dengan baik apabila didukung beberapa faktor sebagai berikut.
  1. Kondisi ternak sehat dan reproduksinya normal
  2. Dilakukan oleh petugas inseminataor yang telah berpengalaman 
  3. Ketepatan  kawin suntik
    Waktu yang tepat untuk melakukan inseminasi kurang lebih dua belas jam setelah ternak memunjukkan tanda-tanda berahi. Oleh karen itu, peternak harus mengetahui tanda- tanda berahi pada ternaknya dan segera melaporkan kepada inseminator terdekat.

Siklus berahi sapi


A. SIKLUS BERAHI (Cyclus Estrus)

    Siklus berahi pada sapi terdiri pada empat fase. Empat fase siklus berahi pada sapi tersebut sebagai berikut.

1. Proestrus 

    Pada fase ini berlangsung antara 2-3 hari ditandai denagn pertumbuhan folikel. Sapi dalam keadaan hormon Follide Simulating Hormone (FSH). Sapi yang mengalami fase poestrus akan menunjukkan ciri tonus uteri meningkat, tegang dan teraba melingkar. Serviks mengalami relaksasi gradual dan makin banyak mucus yang tebal. Vulva membengakak, keluar leleran jernih transparan . Ovarium pada fase ini akan teraba corvus albikan  yang berasal dari  corpus luteum yang mengalami penyusutan, pengecilan, dan diganti oleh masa yang menyerupai tenunan pengikat.  Corpus albikan  ini teraba sangat keras dan kecil.

2. Estrus

    Pada pase ini berlangsung selama lebih kurang delapan belas jam ditandai dengan adanya filokel kebarahi. Sapi berada dalam pengaruh hormon estrogen. Sapi yang berahi (fase estrus) menunjukkan ciri adanya kemerahan dan kebengkakan pada alat kelamin. Selain itu ala kelamin luar terasa hangat, adanya lendir yang kental dan bersih yang menggantung keluar dari alat kelamin diikuti dengan tingkah laku homoseksual, seperti bersuara keras. Jika dipalpasi perektal maka uterus terasa kontraksi, tegang, mengeras dengan permukaan tidak rata, serviks relaksasi, dan pada ovarium terdapat  folikel de graaf  yang membesar dan sudah matang.

3. Metestrus

    Pada fase ini berlangsunga antara 5-6 hari ditandai dengan adanya corpus iubrum yang kemudianberubah  menjadi corpus luteum. Sapi ini berada dalam pengaruh hormon Luteinizing Hormone (LH). Menjelang pertengahan sampai akhir metestrus, uterus menjadi agak lunak karena pengenduran otot uterus. Kontraksi uterus terus menerus. Folikel sudah mengalami ovulasi. Ovarium akan teraba cekung karena folikel mengalami ovulasi dan terbentuk corpus luteum baru dengan konsistensi menyerupai jantung. 

4. Diestrus

    Fase ini berlangsung lebih kurang tiga belas hari atau sebelum bunting, ditandai dengan adanya corpus luteum  yang masih aktif . Sapi berada pada hormon  Luteotropic Hormone (LTH). Pda fase ini ovarium didominasi oleh corpus luteum yang teraba dengan bentuk permukaan yang tidak rata, menonjol keluar, serta konsistensinya agak keras.  Corpus luteum ini tetap sampai hari ke-17 atau ke-18 dari siklus estrus. Uterus pada fase ini dalam keadaan rilaks dan serviks dalam kondisi mengalami kontraksi.

Post a Comment for "INSEMINASI SAPI/ SIKLUS BERAHI ( cyclus estrus)"